Rabu, 10 November 2010

Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita

Masa yang paling menentukan dalam proses tumbuh kembang seorang anak ialah masa di dalam kandungan ibunya dan kira-kira dua tahun sesudahnya, pada saat mana sel otak sedang tumbuh dan menyempurnakan diri secara pesat sekali untuk kemudian bertambah lambat sedikit demi sedikit sampai anak berumur 5 tahun.
Dapat dimengerti bahwa dalam upaya menurunkan masalah tumbuh kembang seorang anak harus dilakukan upaya pencegahan sedini mungkin, yakni sejak pembuahan, janin di dalam kandungan ibu, pada saat persalinan sampai dengan masa-masa kritis proses tumbuh kembang manusia yaitu masa di bawah usia lima tahun.
1. Pengertian Deteksi Dini Tumbuh Kembang balita
Deteksi dini merupakan upaya penjaringan yang dilaksanakan secara komprehensif untuk menemukan penyimpangan tumbuh kembang dan mengetahui serta mengenal faktor resiko (fisik,biomedik,psikososial) pada balita.
2. Kegunaan deteksi dini tumbuh kembang balita
Kegunaannya adalah untuk mengetahui penyimpangan tumbuh kembang balita secara dini, sehingga upaya pencegahan, upaya stimulasi dan penyembuhan serta memulihkan dapat dapat diberikan dengan indikasi yang jelas sedini mungkin pada masa-masa kritis proses tumbuh kembang. Upaya-upaya tersebut diberikan diberikan sesuai dengan umur perkembangan anak, dengan demikian dapat tercapai kondisi tumbuh kembang yang optimal.
3. Pelaksanaan deteksi dini tumbuh kembang balita
Upaya deteksi dini dapat dilaksanakan oleh tenaga propesional, kader dan orang tua atau anggota keluarga lain yang mampu dan terampil dalam melaksanakan deteksi dini. Kegiatan ini dapat dilakukan di pusat-pusat pelayanan kesehatan, posyandu, di sekolah-sekolah dan lingkungan rumah tangga.

4. Alat untuk melakukan deteksi dini tumbuh kembang balita
Alat untuk deteksi dini tumbuh kembang balia ini berupa tes skrining yang telah distandarisasi untuk menjaring anak yang mempunyai kelainan dari mereka yang normal. Tes skrining yang peka, dapat meramalkan keadaan anak dikemudian hari

BAHAYA ROKOK ??

Apa sih bahaya merokok? Pertanyaan ini pasti banyak berputar disekitar kalian yang belom tau jawabannya, ehhmm, kalo yang udah tau jawabannya yach udah ga’ papa Hehehe, oche dee, ini nie mo dibagiin bahaya merokok dan bahan pembuat rokok yang perlu kalian tahu.
Rokok bisa bikin kecanduan, bahkan bisa lebih parah daripada bahaya narkoba. Banyak dari kita meremehkan bahaya rokok buat kesehatan kita dan dengan pasti meyakinkan pada orang yang melarang bahwa kita bisa berhenti suatu saat. Hmmmh, kenyataannya siswa SMU yang ngerokok 1-5 batang sehari, 70 % masih ngerokok 5 taon kemudian. Lebih dari separo yang ngerokok sejak SMP bahkan ga’ berhasil berhenti merokok (hmm…apa ini pengaruh iklan rokok ya?).
Sedikit catatan bagi Perokok Aktif :
Semakin muda seseorang mulai merokok, maka semakin besar peluangnya menjadi perokok berat pas udah gedhe ato dewasa.

Bahaya Merokok :
• Asap Rokok mengandung 4o bahan kimia penyebab kanker, sejumlah kecil racun seperti arsenikum, dan sianida serta lebih dari 4000 bahan kimia lain.
• Saat merokok, serangkaian bahan kimiawi ini menjelajah ke organ vital tubuh macam otak, paru-paru, jantung dan pembuluh darah. Udah gitu, tubuh kita jadi terpolusi bahan kimiawi yang bisa memicu Kanker dan Kecanduan.
• (Sttt… banyak yang tau, merokok dan kanker paru-paru itu berhubungan erat. Belom lagi kematian akibat merokok yang banyak ditemukan).
• Asap rokok juga mengandung Karbon Monoksida yang kalo dihirup bakalan nge-ganti fungsi Oksigen di sel – sel darah terus ngambil zat makanan dari jantung, otak, dan organ tubuh lain. Selain itu, dengan merokok, kita juga mematikan indra pengecap dan pencium sehingga kita ga’ bisa lagi ngerasain lezatnya makanan seperti biasanya.
• Unsur utama dalam rokok yaitu Nikotin. Nikotin ini ngerangsang zat kimia di otak yang mengakibatkan kecanduan. Zat kimia ini merangsang kelenjar adrenalin untuk memproduksi hormon yang mengganggu jantung akibat tekanan darah dan denyut jantung meningkat.

Belom lagi orang-orang disekitar kita yang ikut juga terkena asap rokok meski mereka sendiri ga’ ngerokok. Mereka ini disebut Perokok Pasif.
Bahaya Perokok Pasif :
• Berisiko juga terkena kanker paru-paru dan penyakit jantung.
• Bagi perokok pasif yang menderita penyakit pernafasan atau penyakit jantung, serta orang tua, mereka bahkan lebih rentan dengan asap rokok yang kita hembusin.
• Anak-anak berusia kurang dari 1 taon juga bakal lebih sering masuk Rumah Sakit karena ganguan penyakit pernafasan.
• Selain itu, anak-anak yang jadi perokok pasif juga beresiko menderita infeksi telinga, pneumonia, dan bronkitis.
• Terakhir, seorang ibu yang merokok – selama dan setelah kehamilan – berisiko 3x lebih besar menyebabkan sang bayi meninggal akibat sindrom kematian mendadak.

FAKTOR MANUSIA YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENULARAN DBD

Secara teoritis ada beberapa faktor yang berhubungan dengan penularan DBD, yaitu :
1. Kelompok Umur
Kelompok umur akan mempengaruhi peluang terjadinya penularan penyakit. Dari berbagai hasil penelitian menunjukan kelompok umur yang paling banyak terserang DBD adalah kelompok umur > 15 tahun (Gubler, D.J, 1988).
2. Suku bangsa / ras dan Kerentanan
Setiap suku bangsa/ras mempunyai sifat dan kebiasaan masing-masing yang berhubungan dengan penularan DBD. Hal ini berkaitan dengan keadaan sosial ekonomi, adat kebiasaan dan kebudayaan suatu masyarakat tertentu. Di Malaysia misalnya, DBD lebih banyak ditemukan di ras Cina dibandingkan dengan ras etnik lainnya (Lam, S.K, 1995) dan setiap individu mempunyai kerentanan yang berbeda-beda terhadap penyakit.
3. Keadaan sosial ekonomi
Kondisi sosial ekonomi mempengaruhi pola perilaku manusia yang menyebabkan transmisi Dengue, termasuk perilaku dalam penyimpanan air dalam rumah dan kepadatan manusia yang terjadi di pusat-pusat kota tropik yang memudahkan penularan. Sebagi contoh, kurangnya AC di daerah tropik membuat masyarakat duduk di luar rumah pada pagi dan sore hari, waktu diaman merupakan puncak nyamuk vektor Dengue aktif menggigit (Gulber, D.J. 1988).
4. Kepadatan penduduk dan Mobilitas penduduk
Dalam aspek kependudukan ternyata masalah kepadatan dan mobilitas penduduk yang padat akan memudahkan penularan DBD karena berkaitan dengan jarak terbang nyamuk penularnya. Dari beberapa hasil penelitian kejadian epidemi DBD banyak terjadi pada daerah berpenduduk padat. Pergerakan penduduk yang tinggi memudahkan penyebarluasan DBD dari satu tempat ke tempat lain. Sedangkan dalam aspek lingkungan prevalensi DBD sangat dipengaruhi oleh :
a. Kualitas pemukiman, jarak antar rumah, pencahayaan, bentuk rumah, bahan bangunan akan mempengaruhi penularan. Kualitas pemukiman yang kurang baik merupakan kondisi ideal untuk perkembangbiakan nyamuk vektor penyakit dan penularan penyakit.
b. Ketinggian tempat berpengaruh terhadap perkembangbiakan nyamuk dan virus DBD. Pada wilayah dengan ketinggian di atas 1.000 meter dari permukaan laut tidak ditemukan vektor penular DBD.
c. Curah hujan, akan menambah genangan air yang dapat dipakai sebagai tempat perindukan dan menambah kelembaban udara. Temperatur dan kelembaban selama musim hujan sangat kondusif untuk kelangsungan hidup nyamuk dewasa, yang juga meningkatkan kemungkinan kelangsungan hidup nyamuk yang terinfeksi. Peningkatan penularan DBD berhubungan dengan musim hujan (Gulber, D.J, 1988).

d. Iklim dan Temperatur berefek langsung terhadap aktifitas dan kemampuan vektor (Gulber D.J, 1988). Virus Dengue hanya endemik di wilayah-wilayah tropis dimana iklim dan temperatur memungkinkan untuk perkembangbiakan nyamuk. Temperatur tinggi sekitar 300C cenderung mempercepat replikasi virus.
e. Kepadatan nyamuk, perilaku dan kompetisi jumlah vektor nyamuk berpengaruh terhadap transmisi penularan. Ada 3 ukuran larva index yang digunakan yaitu house index, container index dan bruteau index. Ketiga index tersebut tidak ada yang memperlihatkan hubungan yang konsisten dengan penularan Dengue dalam hal nilai ambang. Beberapa petugas menggunakan batas 5% untuk house index Ae. Aegypti sebagai nilai ambang ungtuk penularan DBD (Gulber, D.J, 1988).
f. Program dan upaya pengawasan vektor nyamuk jangka panjang akan mempengaruhi terhadap perkembangbiakan vektor nyamuk dan penularan penyakit DBD.

Desa Siaga

Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Sebuah Desa dikatakan menjadi desa siaga apabila desa tersebut telah memiliki sekurang-kurangnya sebuah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) (Kepmenkes No.564/2006).
Poskesdes adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa. UKBM yang sudah dikenal luas oleh masyarakat yaitu Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Warung Obat Desa, Pondok Persalinan Desa (Polindes), Kelompok Pemakai Air, Arisan Jamban Keluarga dan lain-lain (Depkes, 2007).
Untuk dapat menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa, Poskesdes memiliki kegiatan :
1) Pengamatan epidemiologi sederhana terhadap penyakit terutama penyakit menular yang berpotensi menimbulkan
2) Kejadian Luar Biasa (KLB) dan faktor resikonya termasuk status gizi serta kesehatan ibu hamil yang beresiko.
3) Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB serta faktor resikonya termasuk kurang gizi.
4) Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan kegawatdarutan kesehatan.
5) Pelayanan medis dasar sesuai dengan kompetensinya.
6) Promosi kesehatan untuk peningkatan keluarga sadar gizi, peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), penyehatan lingkungan dan lain-lain.
Dengan demikian Poskesdes diharapkan sebagai pusat pengembangan atau revitalisasi berbagai UKBM yang ada di masyarakat desa. Dalam melaksanakan kegiatan tersebut, Poskesdes harus didukung oleh sumber daya seperti tenaga kesehatan (minimal seorang bidan) dengan dibantu oleh sekurang-kurangnya 2 orang kader. Selain itu juga harus disediakan sarana fisik berupa bangunan, perlengkapan dan peralatan kesehatan serta sarana komunikasi seperti telepon, ponsel atau kurir.
Untuk sarana fisik Poskesdes dapat dilaksanakan melalui berbagai cara/alternatif yaitu mengembangkan Polindes yang telah ada menjadi Poskesdes, memanfaatkan bangunan yang sudah ada misalnya Balai Warga/RW, Balai Desa dan lain-lain serta membangun baru yaitu dengan pendanaan dari Pemerintah (Pusat atau Daerah), donatur, dunia usaha, atau swadaya masyarakat.
Kriteria desa siaga meliputi :
1) Adanya forum masyarakat desa
2) Adanya pelayanan kesehatan dasar
3) Adanya UKBM Mandiri yang dibutuhkan masyarakat desa setempat
4) Dibina Puskesmas Poned
5) Memiliki system surveilans (faktor resiko dan penyakit) berbasis masyarakat.
6) Memiliki system kewaspadaan dan kegawat daruratan bencana berbasis masyarakat.
7) Memiliki system pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat.
8) Memiliki lingkungan yang sehat.
9) Masyarakatnya ber perilaku hidup bersih dan sehat.
Tahapan desa siaga :
1) Bina yaitu desa yang baru memiliki forum masyarakat desa, pelayanan kesehatan dasar, serta ada UKBM Mandiri.
2) Tumbuh yaitu desa yang sudah lebih lengkap dengan criteria pada tahapan bina ditambah dengan dibina oeh puskesmas Poned, serta telah memiliki system surveilans yang berbasis masyarakat.
3) Kembang yaitu desa dengan criteria tumbuh dan memiliki system kewaspadaan dan kegawatdaruratan bencana serta system pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat yang telah berjalan.
4) Paripurna yaitu desa yang telah memiliki seluruh criteria desa siaga.

Rabu, 07 Juli 2010

Demam Berdarah Dengue (DBD)

A. Definisi DBD
Demam dengue adalah penyakit infeksi akut yang sering kali muncul dengan gejala sakit kepala, sakit pada tulang, sendi dan otot, serta ruam merah pada kulit. Demam Berdarah Dengue (DBD) sendiri ditandai dengan empat manifestasi klinik yang utama yaitu demam tinggi, pendarahan, pembengkakan hati dan pada beberapa kasus yang parah terjadi kegagalan sirkulasi darah. Penyakit DBD adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui perantara vektor nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang ditandai dengan demam mendadak 2 – 7 hari tanpa penyebab yang jelas, lelah/lesu, gelisah, nyeri pada ulu hati, disertai dengan pendarahan pada kulit berupa bintik-bintik (ptechiae), lebam (echymosis) atau ruam (pupura). Kadang-kadang terjadi mimisan, muntah darah, kesadaran menurun atau rejan (shock). Penyakit ini merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama karena dapat menyerang semua golongan umur dan menyebabkan kematian khususnya pada anak dan kejadian luar biasa ( wabah). Namun dalam decade terakhir terlihat adanya kecenderungan kenaikan proporsi penderita DBD pada orang dewasa.

B. Etiologi
Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang termasuk dalam genus Flavivirus grup famili Togaviridae. Virus ini mempunyai ukuran diameter sebesar 30 nanometer dan terdiri dari 4 serotip, yakni dengue (DEN) 1, DEN 2, DEN 3 serta DEN 4. virus yang ditularkan pada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, pada suhu 30 0C memerlukan 8 – 10 hari untuk menyelesaikan masa inkubasi ekstrinsik dari lambung sampai kelanjar ludah nyamuk tersebut. Sebelum demam muncul pada manusia, virus tersebut terlebih dahulu berada dalam darah 1 – 2 hari. Selanjutnya penderita berada dalam kondisi viremia selama 4-7 hari.

C. Penularan
Virus dengue (arbovirus) ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina. Dapat pula melaui gigitan nyamuk Aedes albopictus, namun di daerah perkotaan nyamuk tersebut bukan vektor utama. Sekali terinfeksi oleh arbovirus, maka seumur hidup nyamuk akan tetap terinfeksi dan dapat terus menularkan virus tersebut ke manusia. Nyamuk betina yang terinfeksi juga dapat menurunkan virus ke generasi berikutnya dengan cara tranmisi transovarial. Akan tetapi hal tersebut jarang terjadi dan tidak berpengaruh signifikan pada penularan ke manusia. Host dari virus yang paling utama adalah manusia, walaupun ada beberapa penelitian yang menyebutkan bahwa virus juga ditemukanpada monyet. Virus dengue bersirkulasi dalam tubuh manusia selama 2-7 hari atau selama demam terjadi. Dalam waktu 4-7 hari, virus dengue di tubuh penderita dalam keadaan viremia danpada masa itulah penularan terjadi. Apabila penderita digigit oleh nyamuk penular, maka virus dengue juga akan terhisap dalam tubuh nyamuk. Virus tersebut kemudian berada dalam lambung nyamuk dan akan memperbanyak diri selanjutnya akan berpindah ke kelenjar ludah nyamuk. Proses tersebut memakan waktu 8-10 hari sebelum virus dengue dapat ditularkan kembali ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. Lama waktu yang dibutuhkan selama masa inkubasi ekstrinsik ini tergantung pada kondisi lingkungan, terutama factor suhu udara.

VEKTOR DBD

Vector penular penyakit DBD adalah nyamuk Aedes. Terdapat dua spesies Aedes yang menularkan virus dengue, yaitu Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kedua spesies ini ditemukan hamper di seluruh wilayah Indonesia, kecuali di wilayah dengan ketinggian > 1.000 m di atas permukaan laut. Di Indonesia Aedes aegypti merupakan vector utama yang paling berperan dalam penularan penyakit ini karena vektor tesebut hidup di dalam dan sekitar rumah sehingga kesempatan untuk kontak dengan manusia lebih besar, sedangkan Aedes albopictus hidup di kebun-kebun.
Nyamuk Aedes aegypti bias hidup di dekat manusia dan menyukai tempat-tempat gelap tersembunyi di dalam rumah sebagai tempat peristirahatannya. Larva nyamuk ini dapat ditemukan di dalam atau di dekat perumahan, di dalam kaleng atau tempat-tempat penyimpanan air yang relatif bersih yang digunakan untuk minum atau mandi. Sedangkan nyamuk Aedes albopictus berkembangbiak di dalam lubang-lubang pohon, lekukan tanaman, potongan batang bambu dan buah kelapa yang terbuka. Larvanya dapat hidup di dalam kaleng dan tempat penampungan air lainnya termasuk timbunan sampah di uara terbuka. Nyamuk tersebut memperoleh makanan dengan menghisap darah berbagai binatang.
Nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor penyakit DBD yang utama mempunyai sifat atau cirri-ciri sebagai berikut :
- Sangat domestik
- Senang tinggal di dalam ruangan
- Senang istirahat di tempat yang gelap dan lembab
- Senang hinggap pada benda-benda yang menggantung seperti baju, kelambu, dll.
- Menggigit pada pagi hari (09.00-12.00) dan sore hari (15.00-17.00).
- Hidup tersebar di daerah tropis dan dataran rendah. Tidak ditemukan pada ketinggian mulai 900 m di atas permukaan laut.
- Jarak terbang rata-rata 10-100 meter.

A. Morfopogi
Nyamuk Aedes aegypti dewasa berukuran lebih kecil dibandingkan dengan nyamuk Culex sp, memiliki warna dasar hitam dengan bintik-bintik putih pada nagian badannya terutama pada kaki dan dikenal dari bentuk morfologinya yang khas sebagai nyamuk yang mempunyai gambaran lira (lyre form) yang outih pada punggungnya. Probosis bersisik hitam palpi pendek dengan ujung hitam bersisik putih perak. Oksiput bersisik lebar, berwarna putih terletak memanjang. Tibia berwarna hitam seluruhnya. Tarsi belakang berlingkar putih pada segmen basal ke-1 sampai ke-4 dan ke-5 berwarna putih. Sayap bersisik hitam danmempunyai ukuran 2,5-3 mm.

B. Siklus Hidup Nyamuk
Nyamuk Aedes aegypti mengalami metamorfosia sempurna, yaitu telur-larva/jentik-pupa/kepompong-nyamuk dewasa. Nyamuk betina meletakan telurnya di atas permukaan airdalam keadaan menempel pada dinding tempat perindukannya. Stadium telur, larva dan pupa hidup di air. Seekor nyamuk betina dapat meletakan rata-rata 100 butir telur setiap kali bertelur.
Pada umumnya telur akan menetas menjadi larva/jentik dalam waktu kira-kira 2 hari setelat telur terendam air. Stadiumlarva/jentik biasanya berlangsung antara 2-4 hari. Pertumbuhan dari telur menjuadi nyamuk dewasa mencapai 9-10 hari. Suatu penelitian menunjukan bahwa rata-rata waktu yang diperlukan dalam stadium larva pada suhu 270 C adalah 6,4 hari dan pada suhu 23 – 260 C adalah 7 hari. Stadium berikutnya adalah pupa yang berlangsung 2 hari pada suhu 25 – 270 C. Kemudian selanjutnya menjadi dewasa dan melanjutkan siklus berikutnya. Dalam suasana yang optimal, perkembangan dari telur mejadi dewasa memerlukan waktu sedikitnya 9 hari. Umur nyamuk betina diperkirakan mencapai 2-3 bulan.


C. Habitat dan Tempat Berkembangbiak
Tempat perkembangbiakan yang disenangi oleh nyamuk Aedes aegypti adalah air jernih yang tidak berhubungan langsung dengan tanah dan berwarna gepal. Tempat berkembangbiak berada di dalam atau sekitar rumah maupun tempat-tempat umum dan biasanya tidak melebihi jarak 500 m dari rumah.
Tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti dibedakan menjadi :
 Tempat perindukan buatan, seperti bak air untuk wudhu, bak penampungan air, menara air, bak mandi/WC, drum/gentong/tempayan, buangan air kulkas atau dispenser, penampungan air bersih untuk minum/masak, vas bunga, perangkap semut, kaleng bekas, botol bekas, kendi di tempat pemakaman, tempat minum binatang, kotak meteran PAM, banbekas dan lain-lain.
 Tempat perindukan alami, seperti genangan air pada pelepah/ranting/dahan pohon, genangan air pada bambu/besi, batok kelapa dan lain-lain.

................

PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

Konsep Dasar Puskesmas

Pengertian Puskesmas :
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
1. Unit Pelksana Teknis
Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (UPTD), Puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis oprasional dinas kesehatan kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombang pembangunan kesehatan di Indonesia.
2. Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
3. Pertanggung Jawaban Penyelenggaraan
Penanggung jawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan Puskesmas bertanggung jawab hanya untuk sebagai upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupatn/kota sesuai dengan kemampuannya.
4. Wilayah Kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja Puskesmas adalah satu Kecamatan. Tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu Puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar Pusksmas, dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing-masing Puskesmas tersebut secara operasional bertanggung jawab langsung kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.

VISI
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggrakan oleh Puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan Sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan setinggi-tingginya.
Indikator Kecamatan Sehat yang ingin dicapai mncakup 4 indikator utama yakni :
1. Lingkungan Sehat
2. Perilaku Sehat
3. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu, serta
4. Derajat kesehatan penduduk kecamatan.

MISI
Misi Pembangunan Kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasioanl. Misi tersebut adalah :
1. Menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
Puskesmas akan selalu menggerakan pembangunan sektor lain yang diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek kesehatan, yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan, setidak-tidaknyaterhadap lingkungan dan perilaku masyarakat.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya.
Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan, melalui peningkatan pengtahuan dan kemampuan menuju kemandirian untuk hidup sehat.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar dan memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi pengelolaan dana sehingga dapat dijangkauru oleh seluruh anggota masyarakat.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.
Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat yang berkinjung dan yang bertmpat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang sesuai. Upaya pemeliharaan dan peningkatan yang dilakukan Puskesmas mencakup pula aspek lingkungan dari yang bersangkutan.

TUJUAN
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Pusksmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2010.

FUNGSI
1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di samping itu Puskesmas aktif memantau dan elaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wiayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan Puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khusunya sosial budaya masyarakat setmpat.
3. Pusat Pelayanan Kesehatan Starata Pertama
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab Puskesmas meliputi :
a. Pelayanan Kesehatan Perorangan
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk Puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.
b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mncegah penyakit tanpa mengabaikan penymbuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.
.......................